Senin, 03 Juni 2013

jika ingin mempelajari tentang kasuari gelambie dua dan binturong kalimantan
dapat anda download disini,,,


TUGAS PRAKTIKUM LAPANGAN
TAKSONOMI HEWAN II
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

Nama                                  : Umi Latifah
Fak/Jurusan                       :  FMIPA /Biologi
Asisten                                : kak Sumardji
Tempat Pengabilan        : Taman Margasatwa Ragunan
Tanggal                               : 23 Mei 2013
Waktu                                  : 14:30 WIB

Kasuari  gelambir ganda (Casuarius casuarius)


Klasifikasi 
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Aves
Order               : Struthioniformes
Family             : Casuariidae
Genus              : Casuarius
Species            : Casuarius casuarius

Kasuari gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat terbang.
Populasi Kasuari Gelambir-ganda tersebar di hutan dataran rendah di Australiapulau Irian dan pulauSeram di provinsi Maluku. Spesies ini merupakan satu-satunya burung di marga Casuarius yang terdapat di benua Australia. Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan.
Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan.

Tingkah Laku Makan.   
                                                 
Secara umum hewan mempunyai tiga cara dalam memperoleh makanan, yaitu:
(1) Tetap berada ditempat dan makanan datang sendiri,
(2) Berjalan untuk mencari makan dan
(3) Menjadi parasit pada organisme lain (Arms dan Camp, 1979).
Tingkah laku makan kasuari seperti halnya tingkah laku lainnya, dipengaruhi oleh faktor genetik, suhu lingkungan, jenis makanan yang tersedia dan habitat. Faktor genetik seperti telah diuraikan diatas. Faktor suhu lingkungan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi. Pada suhu rendah, kasuari akan menkonsumsi makanan lebih banyak dari pada saat suhu lingkungan tinggi. Faktor jenis makanan yang tersedia berpengaruh terhadap tingkah laku makan, terutama dalam menggunakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan, mengambil dan memakan. Faktor habitat, baik insitu (alami) maupun eksitu (penangkaran) mempengaruhi tingkah laku makan yang berbeda. Kasuari dalam mengkonsumsi makanan, mengambil makanan dengan paruh, menjepitnya dan langsung menelannya tanpa mengalami pengunyahan dalam mulut. Cara makan seperti ini sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya (Burton, 1985). Menurut Coates (1985), makanan kasuari di habitat alaminya berupa buah-buahan dan biji-bijian, serangga dan jaringan tumbuh-tumbuhan serta hewan kecil seperti udang dan ikan yang diperoleh dipinggiran sungai atau kali yang terdapat di hutan. Kasuari menghasilkan feces berupa tumpukan sisa buah atau biji yang tidak tercerna.




TUGAS PRAKTIKUM LAPANGAN
TAKSONOMI HEWAN II
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

Nama                                  : Umi Latifah
Fak/Jurusan                       :  FMIPA /Biologi
Asisten                                : kak Sumardji
Tempat Pengabilan        : Taman Margasatwa Ragunan
Tanggal                               : 23 Mei 2013
Waktu                                  : 15:17 WIB

 Binturong kalimantan (Arctictis binturong )


Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Filum                     :Chordata
Kelas                     :Mammalia
Ordo                      :Carnivora
Famili                    :Viverridae
Upafamili             :Paradoxurinae
Genus                   :Arctictis
Spesies                 :Arctictis binturong


Binturong nampak seperti beruang yang berukuran kecil, namun sebenarnya satwa dimasukkan ke dalam kelompok musang, berukuran paling besar dari kelompoknya. Panjang tubuh 110 cm, ekor 80 cm dan berat yang dimiliki 14 kg. Memiliki rambut tebal, panjang, kumal dan kasar, warna hitam mengkilap dengan ujung-ujungnya berwarna putih sehingga nampak seperti uban. Wajahnya berwarna abu-abu, kumis berwarna putih. Ekornya yang panjang dan kuat kadang dimanfaatkan untuk berpegangan.
Perilaku : Satwa ini hidup di atas pohon, sesekali turun dan bergerak di atas tanah, mencari pakan pada malam hari, pada siang hari tidur di dalam lubang pohon, posisi kepala melipat di dalam lingkaran ekor. Gerakannya lambat mirip kukang, ekornya dipakai sebagai penyeimbang pada saat bergerak dan dipakai untuk berpegangan pada ranting. Jika dalam kondisi terancam satwa ini mampu bergerak dengan cepat.
Reproduksi : Masa kawin terjadi pada bulan Maret dan April, setelah induk bunting (gestasi) selama 90 hari akan melahirkan anak 1-3 ekor, anak yang dilahirkan akan diasuh dan disusui oleh kedua induknya selama 1 tahun.
Pakan : Berbagai jenis pakan yang disukai yaitu buah-buahan, serangga, ikan, burung, tikus.
Habitat : Hutan tropik dan subtropika, semak belukar dan pohon-pohon. Sebaran di Birma, Malaysia, Indochina, Sumatera, Kalimantan, dan Pulau Jawa.
Binturong atau Binturung yang dalam bahasa latin disebut Arctictis binturong adalah sejenis musang bertubuh besar. Musang yang mirip Beruang dan mulai diminati sebagai hewan peliharaan ini memiliki beberapa keunikan. Ekor Binturung dapat berfungsi sebagai kaki kelima guna berpegangan pada dahan. Dan pada Binturong betina memiliki organ khas berupa (maaf) penis palsu (pseudo-penis).


Dalam beberapa daerah binatang ini disebut sebagai Binturong, Binturung, Menturung atau Menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat,Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Disebut  Bearcat mungkin dikarenakan karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, serta berkumis lebat dan panjang seperti kucing. Sedangkan di China binatang ini disebut Xiong-Li.
Binturung (Arctictis binturong) tersebar mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia (Jawa bagian barat, Kalimantan, Sumatera), Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina (provinsi Palawan), Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia binatang ini termasuk hewan yang dilindungi.
Ciri-ciri dan Tingkah Laku Binturong. Binturung memiliki tubuh yang berukuran besar dan ekor yang besar dan panjang. Panjang tubuh Binturong antara 60 – 95 cm, sedangkan panjang ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya binatang sejenis Musang ini sekitar 6 – 14 kg, bahkan bisa mencapai 20 kg.
Binturong berambut panjang dan kasar yang berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor Binturung berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan sebagai ‘kaki kelima’. Yang unik, Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui pada makhluk lainnya.
Binturung sebagaimana umumnya musang, merupakan binatang nokturnal yang aktif di malam hari. Walaupun lebih sering berada di atas pepohonan (arboreal) Binturong juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari.
Sebagai bangsa karnivora, Binturung (Arctictis binturong) memakan telur, hewan-hewan kecil semacam burung dan hewan pengerat. Namun Binturung juga memakan buah-buahan dan dedaunan.
Binturung sangat pandai memanjat dan melompat dari dahan ke dahan, binatang sejenis musang ini biasanya bergerak tanpa tergesa-gesa di atas pohon. Ekornya digunakan untuk keseimbangan, atau terkadang berpegangan manakala sedang meraih makanannya di ujung rerantingan. Cakarnya berkuku tajam dan melengkung, memungkinkannya untuk mencengkeram pepagan dengan kuat. Kaki belakangnya dapat diputar ke belakang untuk memegang batang pohon, sehingga binturung dapat turun dengan cepat dengan kepala lebih dulu.
Seperti umumnya Musang, Binturung mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Hewan betina melahirkan 2-6 anak, setelah mengandung selama kurang lebih 91 hari.



 
" Umie Latifah " Design by: Yanmie at Permata Hatiku